Jumat, 30 September 2016
Minggu, 04 September 2016
Kumpulan Informasi dan Berita Seputar Desa Sinar Sari Kecamatan Kelapa Bangka Barat
Desa Sinar Sari Jadi Pelopor
http://bangka.tribunnews.com/2013/07/15/desa-sinar-sari-jadi-pelopor
Desa Sinarsari Juara Lomba PHBS Provinsi Babel
http://www.antarababel.com/berita/9583/desa-sinarsari-juara-lomba-phbs-provinsi-babel
Sinarsari Jadi Desa Pertama Realisasikan STBM
http://www.antarababel.com/berita/12388/sinarsari-jadi-desa-pertama-realisasikan-stbm
Desa Sinarsari Deklarasikan Jamban Sehat
http://bangka.tribunnews.com/2012/09/18/desa-sinarsari-deklarasikan-jamban-sehat
Desa Sinarsari Wakili Babel Lomba PHBS Nasional
http://www.antarababel.com/berita/10920/desa-sinarsari-wakili-babel-lomba-phbs-nasional
Sinarsari Siap Terbitkan Perdes Wajib Jamban
http://bangka.tribunnews.com/2012/11/01/sinarsari-siap-terbitkan-perdes-wajib-jamban
Masyarakat Sinarsari Tergerak PHBShttp://bangka.tribunnews.com/2012/04/01/masyarakat-sinarsari-tergerak-phbs
Sinarsari Optimis Jadi Desa ODF Pertama
http://bangka.tribunnews.com/2012/11/01/sinarsari-optimis-jadi-desa-odf-pertama
ODF Unggulan Desa Sinar Sari
http://bangka.tribunnews.com/2014/03/20/odf-unggulan-desa-sinar-sari
Sinar Sari Punya Keunggulan di Sektor Kesehatan
http://bangka.tribunnews.com/2014/03/22/sinar-sari-punya-keunggulan-di-sektor-kesehatan
Rabu, 24 Agustus 2016
Link terkait Pencanangan Kecamatan ODF
http://bangka.tribunnews.com/2016/08/11/kecamatan-kelapa-canangkan-desa-bebas-babs
http://bangka.tribunnews.com/2016/08/11/realisasi-pencanangan-odf-murni-swadaya-masyarakat
http://bangkanews.com/detail-news.php?n=4352&kategori=regionaltrending&berita=Babar-Larang-Ibu-Hamil-Gunakan-Jasa-Dukun-Beranak
http://bangka.tribunnews.com/2016/08/11/realisasi-pencanangan-odf-murni-swadaya-masyarakat
http://bangkanews.com/detail-news.php?n=4352&kategori=regionaltrending&berita=Babar-Larang-Ibu-Hamil-Gunakan-Jasa-Dukun-Beranak
Kamis, 11 Agustus 2016
PENCANANGAN KECAMATAN ODF DI KECAMATAN KELAPA
Sambutan Kepala Puskesmas Kelapa Kab. Bangka Barat
Disampaikan Bahwa Indonesia telah lama merdeka dan saat ini masih banyak warga yang belum mempunyai Jamban/Sanitasi yang baik, untuk itu kepala Puskesmas Kelapa menginginkan agar seluruh warga Khususnya di Kecamatan Kelapa Kec. Kelapa Kab. Bangka Barat agar terbebas dari Buang Air Besar Sembarangan.
Disampaikan secara resmi bahwa Pencanangan Kecamatan Kelapa ODF telah dimulai.
Untuk mensukseskan kegiatan tersebut perlu diciptakan suatu kesepakatan dan komitmen bersama, untuk mendukung kegiatan tersebut secara maksimal dengan menghimpun segala sumber daya, agar dapat mengurangi penyakit yang berbasis lingkungan.
Peletakan Tanda Dimulainya Kecamatan Kelapa ODF 2016
Foto Bersama Pejabat terkait.
Senin, 08 Agustus 2016
Jumat, 10 Juni 2016
RIZAKI SEHAT: LANDASAN HUKUM POSYANDU
RIZAKI SEHAT: LANDASAN HUKUM POSYANDU: Landasan Hukum Posyandu 1. Undang-undang Dasar tahun 1945, pasal 28 H ayat 1 dan UU No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. 2. Undang-un...
Senin, 06 Juni 2016
Sabtu, 04 Juni 2016
Pertemuan Pelatihan Konseling HIV/AIDS
Materi : Disampaikan oleh Dokter, Pengelola PKPR dan Pengelola Laboratorium
Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat Puskesmas Kelapa.
dihadiri Bidan desa dan perawat di Puskesmas Kelapa
Pertemuan dilaksanakan di Ruang Rapat Puskesmas Kelapa.
dihadiri Bidan desa dan perawat di Puskesmas Kelapa
Jumat, 03 Juni 2016
Rabu, 01 Juni 2016
Pendampingan Kelas Edukasi ASI-Ekslusif dari Dinkes Kab. Bangka Barat
Kegiatan ini dilaksanakan di Poskesdes Desa Dendang Kecamatan Kelapa Kabupaten Bangka Barat
di hadiri Bpk. Nursyandi dan ibu Rumini dari Dinkes Babar dan Ibu-ibu menyusui dari Masyarakat Desa.
di hadiri Bpk. Nursyandi dan ibu Rumini dari Dinkes Babar dan Ibu-ibu menyusui dari Masyarakat Desa.
Selasa, 31 Mei 2016
Jumat, 27 Mei 2016
Pemberian Kelambu dan Obat pada Pasien Terdeteksi Mikrofilaria
Pengelola Program Filariasis Puskesmas Kelapa bersama dengan pasien dari desa Tuik Kec. Kelapa Kab. Bangka Barat
Kamis, 26 Mei 2016
Menuju Akreditasi
Puskesmas Kelapa telah melakukan sejumlah kegiatan diantaranya :
1. Penggalangan Komitmen Lintas Sektoral
2. Rapat Lintas Program
3. Rapat UKP
4. Rapat UKM
1. Penggalangan Komitmen Lintas Sektoral
2. Rapat Lintas Program
3. Rapat UKP
4. Rapat UKM
Rabu, 25 Mei 2016
PROPOSAL
PENCANANGAN
KECAMATAN ODF (OPEN DEFECATION FREE)
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Kondisi
Kesehatan Indonesia masih didominasi oleh penyakit berbasis lingkungan
khususnya penyakit yang dibawa oleh air (water borne diseases), seperti
DBD, Diare, Kecacingan dan Polio. Penyebab utama tingginya penyakit-penyakit
tersebut adalah perilaku hidup yang belum bersih dan sehat, terutama masih
banyak masyarakat yang buang air besar di tempat terbuka (open defecation),
seperti di belakang rumah, kebun,
sungai, dan sebagainya
Open
Defecation Free (ODF) adalah kondisi ketika setiap individu dalam komunitas
tidak buang air besar sembarangan, Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat
sangat berpengaruh pada penyebaran penyakit berbasis lingkungan, sehingga untuk
memutuskan rantai penularan ini harus dilakukan rekayasa pada akses ini. Agar
usaha tersebut berhasil, akses masyarakat pada jamban (sehat) harus mencapai
100% pada seluruh komunitas
Pada awal tahun 2010 di kelurahan kelapa terdapat 3500 rumah yang belum
memiliki jamban. Puskesmas Kelapa secara terus menerus melakukan pembinaan dan
Alhamdulillah dalam kurun waktu 5 tahun, telah terbuat Jamban Sehat ± 1500
melalui Arisan Jamban.
Kecamatan Kelapa memiliki jumlah rumah ±
7.596 rmh. Dan 1.238 rumah yang belum memiliki jamban atau WC yang
memadai. Untuk itulah Puskesmas Kelapa dan Lintas
Sektoral yang ada di Kecamatan Kelapa berencana mencanangkan Kecamatan ODF. Program
ini akan dimulai pada bulan Mei tahun 2016 s/d tahun 2018.
Satu
komunitas/masyarakat dikatakan telah ODF jika :
1.
Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban dan
membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban.
2.
Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar.
3.
Tidak ada bau tidak sedap akibat pembuangan
tinja/kotoran manusia.
4.
Ada peningkatan kualitas jamban yang ada supaya semua
menuju jamban sehat.
5.
Ada mekanisme monitoring peningkatan kualitas jamban.
6.
Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh
masyarakat untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat.
7.
Ada mekanisme monitoring umum yang dibuat masyarakat
untuk mencapai 100% rumah mempunyai
jamban sehat.
8.
Di sekolah yang terdapat di komunitas tersebut, telah
tersedia sarana jamban dan tempat cuci tangan (dengan sabun) yang dapat
digunakan murid-murid pada jam sekolah.
9.
Analisa kekuatan kelembagaan di Kabupaten menjadi sangat
penting untuk menciptakan kelembagaan dan mekanisme pelaksanaan kegiatan yang
efektif dan efisien sehingga tujuan masyarakat ODF dapat tercapai.
Buang Air
Besar di tangki septic, adalah buang air besar yang sehat dan dianjurkan
oleh ahli kesehatan yaitu dengan membuang tinja di tangki septic yang digali di
tanah dengan syarat-syarat tertentu. buang air besar di tangki septic juga
digolongkan menjadi:
·
Buang Air Besar dengan jamban leher angsa, adalah
buang air besar menggunakan jamban model leher angsa yang aman dan tidak
menimbulkan penularan penyakit akibat tinja karena dengan model leher angsa ini
maka tinja akan dibuang secara tertutup dan tidak kontak dengan manusia ataupun
udara.
·
Buang Air Besar dengan jamban
plengsengan, adalah buang air besar dengan menggunakan jamban sederhana
yang didesain mering sedemikian rupa sehinnga kotoran dapat jatuh menuju tangki
septic setelah dikeluarkan. Tetapi tangki septiknya tidak berada langsung
dibawah pengguna jamban.
·
Buang Air Besar dengan jamban model cemplung/cubluk, adalah
buang air besar dengan menggunakan jamban yang tangki septiknya langsung berada
dibawah jamban. Sehingga tinja yang keluar dapat langsung jatuh kedalam tangki
septic. Jamban ini kurang sehat karena dapat menimbulkan kontak antara septic
tank dengan manusia yang menggunakannya.
·
Buang Air Besar tidak di tangki septic atau
tidak menggunakan jamban. Buang Air Besar tidak di tangki septic atau tidak
dijamban ini adalah perilaku buang air besar yang tidak sehat. Karena dapat
menimbulkan dampak yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Buang Air Besar tidak
menggunakan jamban dikelompokkan sebagai berikut:
·
Buang Air Besar di sungai atau dilaut :
Buang Air Besar di sungan atau dilaut dapat menimbulkan pencemaran lingkungan
dan teracuninya biota atau makhluk hidup yang berekosistem di daerah tersebut.
Selain itu, buang air besar di sungai atau di laut dapat memicu penyebaran
wabah penyakit yang dapat ditularkan melalui tinja.
·
Buang Air Besar di sawah atau di kolam :
Buang Air Besar di sawah atau kolam dapat menimbulkan keracunan pada padi
karena urea yang panas dari tinja. Hal ini akan menyebakan padi tidak tumbuh
dengan baik dan dapat menimbulkan gagal panen.
·
Buang Air Besar di pantai atau tanah terbuka, buang
air besar di Pantai atau tanah terbuka dapat mengundang serangga seperti lalat,
kecoa, kaki seribu, dsb yang dapat menyebarkan penyakit akibat tinja.
Pembuangan tinja di tempat terbuka juga dapat menjadi serpencemaran udara
sekitar dan mengganggu estetika lingkungan (Kusnoputranto, 2001).
Buruknya
kondisi sanitasi merupakan salah satu penyebab kematian anak di bawah 3 tahun
yaitu sebesar 19% atau sekitar 100.000 anak meninggal karena diare setiap
tahunnya dan kerugian ekonomi diperkirakan sebesar 2,3% dari Produk Domestik
Bruto (studi World Bank, 2007). Selain itu, penyakit lain yang dapat
ditimbulkan yaitu tifus, disentri, dan polio.
Kementerian Kesehatan telah menetapkan syarat dalam membuat jamban sehat.
Ada tujuh kriteria yang harus diperhatikan. Berikut syarat-syarat tersebut:
1.
Tidak mencemari air
Saat menggali tanah untuk lubang kotoran, usahakan
agar dasar lubang kotoran tidak mencapai permukaan air tanah maksimum. Jika
keadaan terpaksa, dinding dan dasar lubang kotoran harus dipadatkan dengan
tanah liat atau diplester. Jarang lubang kotoran ke sumur sekurang-kurangnya 10
meter Letak lubang kotoran lebih rendah daripada letak sumur agar air kotor
dari lubang kotoran tidak merembes dan mencemari sumur. Tidak membuang air
kotor dan buangan air besar ke dalam selokan, empang, danau, sungai, dan laut.
2.
Tidak mencemari tanah permukaan
Tidak buang besar di sembarang tempat, seperti kebun,
pekarangan, dekat sungai, dekat mata air, atau pinggir jalan. Jamban yang sudah
penuh agar segera disedot untuk dikuras kotorannya, atau dikuras, kemudian
kotoran ditimbun di lubang galian.
3.
Tidak menimbulkan bau dan nyaman digunakan
Jika menggunakan jamban cemplung, lubang jamban harus
ditutup setiap selesai digunakan Jika menggunakan jamban leher angsa, permukaan
leher angsa harus tertutup rapat oleh air Lubang buangan kotoran sebaiknya
dilengkapi dengan pipa ventilasi untuk membuang bau dari dalam lubang kotoran
Lantai jamban harus kedap air dan permukaan tidak licin. Pembersihan harus dilakukan
secara periodic.
4.
Aman digunakan oleh pemakainya
Pada tanah yang mudah longsor, perlu ada penguat pada
dinding lubang kotoran dengan pasangan batau atau selongsong anyaman bambu atau
bahan penguat lai yang terdapat di daerah setempat
5.
Mudah dibersihkan dan tak menimbulkan gangguan bagi
pemakainya
Lantai jamban rata dan miring kea rah saluran lubang
kotoran
Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
Jangan membuang plastic, puntung rokok, atau benda lain ke saluran kotoran karena dapat menyumbat saluran Jangan mengalirkan air cucian ke saluran atau lubang kotoran karena jamban akan cepat penuh Hindarkan cara penyambungan aliran dengan sudut mati. Gunakan pipa berdiameter minimal 4 inci. Letakkan pipa dengan kemiringan minimal 2:100
6.
Tidak menimbulkan pandangan yang kurang sopan
Jamban harus berdinding dan berpintu. Dianjurkan agar
bangunan jamban beratap sehingga pemakainya terhindar dari kehujanan dan
kepanasan.
Penyebab dari banyaknya warga Kecamatan
Kelapa Kab. Bangka Barat yang belum memiliki jamban adalah kemampuan ekonomi. Oleh
karena itu, melalui program Pencanangan Kecamatan ODF
diharapkan jumlah Rumah yang belum
memiliki jamban akan berkurang. Pemerintah Desa
sejauh ini telah membantu warga yang kurang mampu dalam memenuhi Jamban Sehat
warga, Akan tetapi
jika hanya mengharapkan bantuan dari pemerintah, maka permasalahan ini tidak
akan tuntas seluruhnya. Maka dari itu, diharapkan warga desa Kecamatan Kelapa bergotong royong (Arisan Jamban) untuk membangun WC dan sadar akan pentingnya sarana
buang air besar.
A.
TUJUAN
a. Tujuan
umum
Dengan
di adakannya Pencanangan Kecamatan ODF
di Kecamatan Kelapa Kab.
Bangka Barat
pada khususnya
dan Kep. Bangka Belitung pada umumnya akan senantiasa memberi semangat para warga Kecamatan Kelapa
untuk memelihara kesehatan lingkungan karena mencegah penyakit yang disebabkan
oleh lingkungan lebih baik.
b. Tujuan Khusus
-
Meningkatkan
dan memberi motivasi kepada masyarakat di Kecamatan Kelapa serta semangat
kepada warga untuk selalu menjaga kesehatan.
-
Memberikan
advokasi kepada lurah, kepala desa untuk mengingatkan warga pentingya Buang Air
Besar di Jamban Sehat.
B.
WAKTU
/ KEGIATAN
A. Waktu :
Mei 2016 (Menunggu
Konfirmasi dari Dinas Kesehatan)
B. Pukul : 08.00 WIB s/d Selesai
C. Tempat : Halaman Kantor Kecamatan Kelapa
D.
Acara : Pencanangan Kecamatan ODF
BAB II
RENCANA
ANGGARAN BELANJA
A. Kebutuhan
Dana
1. Tenda Kaplingan
|
Rp 1.000.000
|
2. Kursi
|
Rp 400.000
|
3. Sounds Sistem
|
Rp 1.400.000
|
4. Spanduk
+ ATK
|
Rp 600.000
|
5. Konsumsi Nasi
dan Snack
|
Rp 3.700.000
|
6. Dokumentasi
|
Rp 100,000
|
7. Lain-lain
|
Rp 1.000,000
|
Total
|
Rp 8.200.000
|
B.
Biaya
yang dibutuhkan
Dari
perhitungan diatas banyaknya biaya yang dibutuhkan dalam acara ini kurang lebih
Rp. 8.200.000,-
BAB III
SUSUNAN PANITIA PENCANANGAN
KECAMATAN ODF
A.
Kepanitiaan
BAB
IV
PENUTUP
A. PENUTUP
Demikian Proposal ini kami
sampaikan semoga dengan dicanangkannya
Kecamatan ODF di wilayah kerja Puskesmas Kelapa Kecamatan Kelapa Kab. Bangka
Barat senantiasa akan memberikan kontribusi semangat partisipasi masyarakat
dalam pencegahan penyakit yang bersumber
dari lingkungan masyarakat melalui pembuatan Jamban.
Senin, 15 Februari 2016
Langganan:
Postingan (Atom)